Ada beberapa jenis mobil dengan transmisi otomatis yang beredar di pasar.
Mulai dari tipe manual hingga transmisi automatis, mengalami kemajuan hingga tipe dual clutch (DCT).
Ya, tiga jenis transmisi otomatis tersebut ternyata salah satu dari mereka memiliki sifat yang mudah rusak.
Dia menyebutkan ini, Suprianto atau Supri, pemilik bengkel spesialis mobil matic Rizki Auto.
Seperti Supri yang merupakan mekanik bengkel, dia sering kali menerima servis, dan bahkan penggantian tipe transmisi otomatis ini.
"Jenis transmisi Continuously Variable yang memiliki bobot yang lebih ringan dan cenderung mudah rusak adalah CVT. Kerusakan sering kali terjadi pada sensor body valve hingga sabuk baja CVT,atau yang lebih sederhana boxes bertinta.
Karena kerusakan sensor valve tubuh dan bagian sabuk baja CVT sulit didapatkan komponen gantungan per bagian.
Jadi bila bagian ini mengalami kerusakan, malah sering-seringnya harus mengganti seluruh set bagian katup engkol atas sampai satu set sabuk baja CVT dan puli.
Sabuk baja yang terus memutar dan mengalami gesekan jika tidak sudah melakukan perawatan seperti penggantian cairan hidrolik rutin akan mengalami masalah putus.
Pembongkaran sabuk baja CVT sangat berisiko terhadap komponen lain.
Kebijakan mesin akan secara otomatis menerapkan gangguan buat sistem lainnya karena tidak dengan aliran energi berasal dari mesin.
"Kini, ada spare part pengganti jika suatu bagian mengalami kerusakan," ucap tuan yang memiliki bengkel di Jl. Raya Pulogebang No. 85, Jakarta Timur.
Akan tetapi, pengguna mobil harus sensitif terhadap tanda-tanda kerusakan transmisi, terutama CVT.
Kelebihan transmisi tipe Continuously Variable Transmission (CVT) ini adalah perubahan giginya yang halus.
Ketika gerakan gigi kamu merasa kasar atau entakan saat mengalihkan transmisi, itu sudah saatnya kobilikakan pengecekan lebih lanjut.
Meskipun tipe transmisi CVT lebih rentan mobil rusak, tapi bukan berarti tipe lainnya yang tidak dirawat dengan benar bisa terhindar dari kerusakan.
No comments:
Post a Comment