
Bersifat unik dan menarik, sehingga mampu menimbulkan rasa selera.
Makanan seblak merupakan salah satu pujian favorit yang banyak disukai oleh masyarakat luas. Meskipun menjadi makanan enak dan lezat, terlalu banyak mengonsumsinya bisa menyebabkan efek negatif pada kesehatan.
Sebuah platform kesehatan menekankan adanya risiko penting yang perlu diantisipasi ketika mengonsumsi seblak dengan dosis yang berlebihan. Secara khusus, bahan-bahan seperti cabai, sambal, garam, penyedap, serta bumbu lain yang mengandung kadar garam lebih dari batas normal dapat menyebabkan berbagai masalah jika dikonsumsi berlebihan.
"Jika dikonsumsi berlebihan, itu bisa menyebabkan diare, atau dalam jangka panjang, mengonsumsi sodium berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung," pungkasnya. Selain itu, sepiring seblak lebih banyak mengandung karbohidrat dan kurang kandungan serat maupun protein yang seimbang bagi tubuh.
Sodium atau natrium adalah mineral yang penting bagi tubuh, yang ditemukan dalam jumlah kecil dalam berbagai makanan, terutama dalam garam. Garam telah lama dianggap sebagai penyebab utama hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan stroke, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi garam tinggi juga dapat membahayakan otak. Lebih dari sekadar masalah tekanan darah, penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang mengandung kadar garam berlebih dapat berdampak negatif pada fungsi otak secara signifikan.
Penelitian yang masih terbaru menyarankan adanya kaitan antara konsumsi garam yang berlebihan dengan gangguan pada kemampuan ingatan serta memikirkan. Dalam sebuah percobaan yang dilakukan menggunakan tikus, garam dengan kadar yang lebih tinggi (delapan hingga enam belas kali lipat) dari jumlah yang normal digunakan dalam makanan mereka. Maka dalam hasilnya, tikus-tikus tersebut mengalami kesulitan mengenali benda baru dan benda yang sudah mereka kenal, serta tersulit dalam melewati labirin. Selain itu, mereka juga gagal untuk membangun sarang mereka, sebuah perilaku yang sangat penting yang menunjukkan bagaimana otak mereka berfungsi dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
"Kami menyadari berbagai gejala pada manusia untuk kehidupan sehari-hari, dan istilah ini disapa sebagai gangguan kognitif atau Alzheimer yang parah," kata Costantino Iadecola, MD, profesor bedah saraf dan neurologi di Weill Cornell Medical College di New York City, yang memimpin penelitian tersebut.
Gangguan kognitif pada manusia dapat mencakup masalah ingatan, rasa tidak tahu mengenai diri sendiri atau posisi fisik, serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, memasak, atau membayar tagihan. Jika konsumsi garam tinggi ini berlangsung dalam waktu lama, efeknya bisa jadi semakin parah. "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi jika Anda makan garam dalam kadar tinggi selama 10 tahun," kata Costantino.
"Kamu actuallnya bijak, karena langkah ini bisa sangat penting dalam mencegah penyakit pikun di kemudian hari," pungkas dia.
SHARISYA RAHMADANA | ANASTASIA PRAMUDITHA DAFFIS
Pilihan Editor:
No comments:
Post a Comment